Saat ini aku sedang berada diruangan kerjaku. Aku melihat keluar kulihat sekertarisku sinta tengah melamun memandangi sebuah foto. Aku teringat kembali pesta sex liar selama 2 hari kemarin bersama relasi relasiku. Mengingat betapa kesusahan namun sekaligus kenikmatan baginya melayani 4 kontol para relasiku, demi memuluskan jalan kontrak kerja samaku dengan mereka.
Aku benar benar beruntung bisa memperbudak sinta ini menjadi boneka sexku juga menjadi "modal" untuk mengembangkan perusahaan si gembrot alias istriku yang jelek itu. Aku menikahi wanita gembrot dan jelek itu demi bisa mendapatkan semua kekayaan ini. Aku dimasa mudaku aku adalah seorang petualang sex namun karena terlalu sering jajan itu lama kelamaan aku mengalami disfungsi ereksi juga ejakulasi dini.
3 tahun yang lalu pula perusahaan ini hampir bangkrut, beberapa pegawai dan juga sekertaris mengundurkan diri. Namun aku tetap membuka lowongan kerja. Saat itulah sinta masuk ke kantor ini. Saat pertama kali melihatnya aku benar benar tergiur melihat lekuk tubuhnya. Ingin sekali aku mencicipi tubuhnya yang montok itu.
Aku kemudian mendiskusikannya bersama karto dan diapun menyarankan untuk mencoba memberi sinta obat perangsang buatan temannya karto. Saat pagi hari dirumah aku mengkonsumsi obat khususku itu. Setelah sampai dikantor aku pun menuju pantry. Disana sudah ada beberapa gelas teh yang diantarkan. sebelum OB mengantarkan teh pada karyawan, aku memasukkan obat perangsang itu kedalam gelas yang bertuliskan nama sinta yang didalamnya berisi teh hijau pesanannya dan menyuruh OB itu untuk tutup mulut. Setelah itu akupun kembali ke ruanganku sambil memperhatikan sinta yang meminum teh itu.
20 menit kemudian kulihat sinta sangat gelisah, beberapa kali ia mengelap keringat dari dahinya. Tak lama kemudian ia bergegas keluar menuju toilet, akupun mengikutinya menuju toilet awalnya aku berniat untuk langsung memperkosanya namun aku kemudian memiliki ide lain. Aku mengikuti sinta memasuki toilet itu lalu mengambil bilik tepat disampingnya.
"Aduh badanku kenapa sih gerah banget", gumaman sinta terdengar
"Aahh", suara desahanpun tak lama terdengar. Aku yakin sinta sedang bermasturbasi.
Aku dengan hati hati memanjat bagian dinding bilik itu bertumpu pada kloset toilet. Perlahan lahan akupun mengintip sinta yang kini tepat ada dibawah. Kancing blouesnya sudah terlepas semua. Ia menyingkap bra berwarna pinknya keatas memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang montok. Ia memilin milin putingnya sambil sesekali meremas payudaranya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya ia pakai menggosok memeknya yang tak terlihat olehku. Hanya celana dalamnya saja yang kulihat yang kini menggantung dilututnya.
Aku merogoh handphoneku kemudian merekam aksi masturbasi sinta. Efek obat yang kuminum tadi pagi pun juga bereaksi. Kontol besarku begitu sesak kurasakan terjepit oleh celanaku. Sinta dibawah sana sudah bercucuran keringat. Ia menggilas dan menggesek memeknya begitu liar.
Terkadang ia mendongak ke atas membuatku harus kembali menunduk agar tak terlihat olehnya.
Sekitar 15 menit sinta kemudian berkelojotan menandakan ia telah meraih orgasmenya. Akupun segera turun dari kloset yang kupijak menunggu sinta keluar duluan dari toilet ini.
Setelah sinta berlalu akupun kembali ke ruanganku. Sekilas sinta tersenyum padaku saat aku akan memasuki ruanganku. Aku tertawa dalam hati karna sebentar lagi sinta akan kudapatkan.
Akupun kembali bekerja sambil sesekali terbersit bayangan tubuh sinta di fikiranku.
Saat sore hari kupanggil sinta menanyakan apakah ia senang bekerja disini atau tidak. Juga menanyakan bagaimana kondisi ekonomi keluarganya. Dari penuturannya akupun tahu bahwa suaminya kena PHK, membuatnya harus bekerja.Namun semua itu hanya alibi. Aku kemudian menanyakan maksudku sebenarnya pada sinta.
"Tadi pagi kamu habis dari toilet yah sinta", tanyaku
"Iiiya pak, ada apa yah pak", kata sinta gugup.
Akupun kemudian menunjukkan video yang kurekam tadi pagi pada sinta. Ia terlihat begitu shock seperti ingin menangis.
"Dari mana kok bisa ada video ini pak".
"Saya nggak nyangka, kamu berbuat seperti ini dikantor, kamu mau kalo semua orang kantor tau kelakuan kamu?"
"Jangan pak hiks," kata sinta sambil mulai menangis.
Akupun menuntun sinta menuju ke sofa yang ada diruanganku. Ia mengikutiku saja yang sedang memegang tangannya.
"Ya sudah bapak nggak akan sebarin asal kamu mau menuruti kata kata saya, kamu nggak mau saya pecat kan, apalagi suami kamu sedang menganggur, cari kerjaan itu sulit jaman sekarang bahkan buat sarjana kayak kamu",
"Iya pak yang penting saya tetap kerja, saya bakal menuruti kata bapak".
"Bagus bagus, kalo begitu mau kan kamu muasin saya", kataku sambil berbisik pada sinta. Ia terlihat begitu terkejut seraya melepaskan genggaman tangannya.
"Saya nggak bisa pak, saya nggak mau ngecewain suami saya", kata sinta sambil menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Oh gitu ya sudah kamu keluar aja dari kantor, karna nggak mau nurutin kata kata saya".
"Tapi pak aku..", belum selesai sinta berbicara segera kurangkul tubuhnya dan kucium bibirnya.
Ia mengatupkan bibirnya tak membalas ciumanku. Ia sedikit meronta mencoba melepaskan rangkulanku. Menggelengkan kepalanya
"Pak stop pak pli... hmmp", aku kembali menciumnya. Kali ini sinta mulai membuka mulutnya membiarkan lidahku menjelajahi rongga mulutnya. Tubuhnya melemas didalam rangkulanku.
Kami mulai berciuman begitu liar, sesekali liur kami yang bercampur menetes membasahi kemeja yang sinta kenakan. Akupun membuka blazzer yang dikenakan sinta lalu mencoba membuka kancing bajunya.
"Pak jangan pak", kata sinta menolak , namun aku tak mempedulikannya.
Setelah kancing kemeja itu terlepas, aku mulai menciumi leher dan bagian atas payudara sinta yang masih tertutup oleh bra yang dia pakai. Ia masih saja mencoba melawan dengan mendorongku. Namun tenagaku lebih kuat. Kini sinta berbaring diatas sofa dan aku menindihnya sambil menjilati lehernya dan kembali mencium bibirnya. Aku lalu menyingkap payudara sinta ke bagian atas branya memperlihatkan putingnya. Dengan gemas bergantian kujilat dan kugigit pelan benda kenyal itu.
"Uhh hmm pak uhh", sinta melenguh
Setelah puas dengan bagian dadanya aku lalu bangkit duduk dan menyingkap rok spannya ke atas. Kutarik celana dalam yang menutupi memeknya. Aku begitu takjub pada vaginanya. Berwarna merah muda dan bulu pubisnya tercukur rapi. Saat aku mengangkangkan kakinya sinta sejenak menutupi vaginanya yang mulai basah itu. Kutepis tangannya lalu kudekatkan wajahku. Tercium aroma yang wangi dari vagina sinta. Sekertarisku ini ternyata begitu menjaga vaginannya. Aku mulai menjilati vagina sinta sambil tanganku memainkan putingnya.
"Uhh sshh pak hendra ahhh", sinta mendesah menikmati permainan lidahku, entah sudah berapa wanita yang dapat kubuat menggelinjang hanya dengan permainan lidahku. Sinta mulai menggoyangkan pinggulnya menyambut lidahku dan tak lama kemudian sinta berkelojotan menggapai orgasmenya.
"Ahhh pakk keluaar pakk", kata sinta dengan tubuh yang menggelinjang.
Aku lalu berdiri disamping sinta membuka celanaku dan menampilkan kontolku yang menegang. Sejenak sinta terbelalak dan bergumam.
"Besar sekali pak".
Aku tertawa dalam hati. Secara tak langsung ia mengatakan kalo kontol suaminya kecil. Kudekatkan kontolku ke arah wajahnya. Awalnya ia seakan menolak namun lama kelamaan malah menjilati kepala kontolku dan langsung melahapnya. Sambil tanganku bertopang pada tembok kumaju mundurkan pinggulku menusuk mulut sinta yang menghisap penisku. Oh sungguh nikmat, kalo saja aku tak mengkonsumsi obat itu mungkin aku akan cepat berejakulasi. Aku harus bisa tangguh didepan sinta agar ia makin menyukai kontolku. Dengan kasar kumajumundurkan kontolku dalam mulutnya, membuatnya terbatuk batuk. Aku lalu menarik tubuhnya dengan kasar, aku lalu memposisikan tubuhnya menungging diatas sofa. Sejenak kugesekkan kontolku searah belahan memeknya. Oh memek sinta begitu basah menandakan birahinya pun makin meninggi.
Kupegangi batang penisku dan kuarahkan menuju lubang memeknya. Kepala kontolku secara perlahan mulai tenggelam dalam liang kenikmatannya. Kuresapi secara perlahan tiap inchi memeknya yang menyambut kontolku.
"Oughhh pakk", sinta melenguh.
"Ahh memekmu enak banget sayang", kataku sambil mulai menghantamkan kontolku.
"Plak plak plak", suara selangkanganku yang menghantam pantat sinta. Sintapun tak mau kalah memaju mundurkan pinggulnya menyambut hujaman kontolku.
"Ahh ahh oughh enak banget pak, kontol bapak gede ah ahh",
"Uhh nikmatin sayang nikmatin, kontol suamimu kecilkan",
"Uhh iya pak ahh pak mau keluar pak", kata sinta.
Dengan cepat aku menggenjot tubuh sinta, membuatnya mendongak dongakan kepala, sesekali kumajukan badanku untuk berciuman dengannya.
"Hmmpp muacch ahhh pakkk kellluaarrr uhhj", erang sinta. Ia berkelojotan di dalam rangkulanku.
Kulepaskan kontolku lalu duduk disampingnya. Sinta mengerti maksudku, ia lalu mengangkangi selangkanganku dan memasukkan kontolku kembali dalam vaginanya. Awalnya ia nampak kesulitan memegangi penis besarku namun secara perlahan kontolku itupun tenggelam dalam lubang kenikmatannya.
"Uhhj enak banget", kata sinta yang mulai lupa diri bahwa ia sedang menggenjot kontol lelaki lain selain suaminya. Selagi sinta sedang asyik menghujamkan selangkangannya ke kontolku. Aku melepas kemeja dan bra yang ia pakai. Kini ia hanya memakai rok spannya saja yang melingkar di pinggulnya. Kuangkat tangannya keatas menampilkan ketiak mulusnya. Kusuruh ia memaju mundurkan pinggulnya perlahan sambil kujilati ketiaknya.
"Auhh uhh geli ah geli pak sshh".
"Wangi badanmu bikin kontolku makin keras sayang".
"Aduh ahh ahh uhh geli pak", kata sinta saat aku mulai bergantian menjilati ketiaknya.
Puas lidahku bermain dengan ketiaknya, aku mulai meremas remas buah dadanya dan juga sesekali mengulum putingnya. Terkadang aku tak dapat bernapas saat sinta menekan kepalaku erat didadanya.
Goyangan sinta makin liar, kini aku memegangi pinggulnya dengan kedua tanganku sambil saling bertatapan mata dengannya, ekspresi sinta yang keenakan betul betul membuatnya semakin terlihat sexy, terkadang ia menggigit bibir bawahnya membuatku langsung mencium bibirnya.
"Mmpphh muah ahh pak mau keluar lagi pak uhh bapak kuat sekali, uhhh kelluarr paakk ooouggh", sinta berteriak dan lalu mulutnya membentuk huruf O, ia berkelojotan dipangkuanku.
Sejenak kami berdua berpelukan, aku mengusap usap punggungnya yang mulus yang kini dibanjiri keringat. Tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami yang masih menyatu kubaringkan ia di sofa. Dan langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi, tubuh sinta yang kini lemas tak berdaya hanya menerima hujaman penisku. Semakin lama kurasakan kepala penisku makin geli, memek sintapun kembali berkontraksi, begitu nikmat kurasakan. Tubuhku kurapatkan dengan tubuhnya, dadaku kini menggesek kedua bukit payudaranya yang berayun kencang.
"Agh sinta aku mau keluarr"
"Oughh ahh sinta juga pakk uhh sshh".
"Ooohh aku keluariin didalam yah ooh sayang".
"Ahh uhh terserah bapakk ahhh pakk sinta keluaarrr lagii saayyang", tubuh sinta bergetar hebat.
"Ahhh sinnnttaaaa", aku meneriakkan namanya sambil kontolku menyemprotkan begitu banyak sperma kedalam memeknya yang juga mengeluarkan cairan orgasmenya. Sejenak kami hanya terdiam sambil meresapi klimaks kami yang mulai mereda.
Sejak saat itu aku maupun sinta mulai berhubungan awalnya hanya aku sendiri kemudian aku mulai mengajak pak karto sebagai rasa terima kasihku atas obat kuat yang selalu ia berikan padaku dari temannya. Dari situ pulalah aku mulai sering merekam tiap adegan sex kami, entah itu dimobil, dihotel, dikantor, dimanapun.
Sinta lama kelamaan makin menurut padaku karna ia merasa lebih puas berhubungan sex denganku daripada dengan suaminya, entah anaknya saat ini adalah anakku ataupun anaknya Dimas, atau bahkan anak pak karto, dan bisa saja malah anak salah satu relasiku. Karna mereka pun kuberi kesempatan meniduri sinta demi lancarnya kerja sama perusahaan kami. Sinta terkadang kusuruh membaca cerita panas tentang perselingkuhan seorang istri atau menonton film yang bertema perselingkuhan demi mendoktrin fikirannya, terkadang ia juga kusuruh memasang dildo getar berukuran kecil yang dimasukkan dalam memeknya lalu kusuruh ia bekerja. Sinta betul betul menjadi budakku dan budak perusahaan.
Perusahaan yang semula hampir bangkrut karna daya tarik sinta. Mertuakupun bangga padaku, padahal mereka tak tau kalau anak mereka terkadang kujadikan seperti pembantu dirumah. Aku sama sekali tak bernafsu pada wanita gembrot dan berwajah biasa saja itu. Saat mertuaku menanyakan kenapa kami belum memiliki anak, aku akan berkilah seribu satu alasan pada mereka. Didepan mertuaku aku bersikap baik pada istriku yang bernama dewi itu. Namun dibelakang, mereka tak tau perlakuanku padanya.
Kutengok jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, besok adalah hari minggu. Aku berniat mengajak sinta menuju villa milik istriku, aku harus menyiapkan banyak obat obatan ku demi bisa menikmati tubuh sinta, agar penyakit susah ereksi dan juga ejakulasi diniku tak ketahuan seperti saat aku dilayani LC kenalan Marcel.
Aku lalu keluar dari ruanganku, menelpon karto untuk menyiapkan mobil. Aku lalu mengajak sinta pulang.
oo0oo
POV Sinta
Saat ini aku sedang berada didalam mobil bersama pak hendra dan juga pak karto. Aku duduk dibelakang bersama pak hendra yang merangkulku, beberapa kali ia mencium pipiku. Jika dikondisi biasa aku akan membalasnya dan berciuman bibir dengannya kemudian berlanjut dengan oral sex atau penetrasi vaginaku dengan penisnya. Namun saat ini aku sedang tak ingin melakukan itu semua. Aku memikirkan dimas yang sikapnya selama 2 hari ini berubah drastis padaku. Tak ada lagi kecupan dikening, tak ada lagi senyuman saat aku pulang.
Bahkan ia pergi saat aku pulang kerumah di malam hari dan baru pulang sekitar jam 12 malam. Aku terkadang menungguinya dan melihatnya keluar dari rumah indah, terkadang juga ia pulang dengan mengendarai motor entah dari mana dia. Saat kutanyakan ia kemana, ia sama sekali tak menjawab. Untunglah anakku kini lebih sering kutitipkan pada orang tuaku. Nina tak akan melihatku saat aku menangisi perubahan sikap ayahnya ditempat tidurku sendirian. Sementara Dimas lebih sering tidur didepan TV.
Firasatku benar benar tak enak, apakah ia mengetahui perbuatanku dengan pak hendra. Ia kini lebih sering mendiamkanku dan tak berbicara denganku.
"Sinta besok kan hari minggu ke villaku yuk", kata pak hendra sambil membelai rambutku.
"Umm nanti aku kabari yah pak", kataku.
"Tumben biasanya kamu langsung mengiyakan saja kok sekarang kayak gini?", tanya pak hendra.
Aku lalu menceritakan kekhawartiranku pada pak hendra namun ia langsung tertawa. Membuatku bertanya tanya.
"Kenapa ketawa pak?".
"Haha tenang aja sinta. Kita kan mainnya selalu rapi nggak mungkin suamimu tahu sayang".
Aku hanya diam saja sambil menenangkan hatiku lalu tersenyum pada pak hendra. Ia kemudian mencium bibirku dan aku membalasnya, kami berpagutan dengan liarnya. Sesekali tangan pak hendra meremas payudaraku dari luar bajuku.
Mobil kurasakan berhenti namun aku dan pak hendra masih terus berpagutan, tak menghiraukan suara pak karto yang memanggil manggil kami. Tiba tiba kurasakan ada sesuatu yang menghantam pintu mobil dengan keras membuatku kaget dan melepaskan bibirku dari pagutan pak hendra. Saat kutengok ke samping kananku kulihat seseorang berdiri disamping mobil.
Kuturunkan kaca mobil untuk melihat siapa orang itu. Aku begitu kaget ternyata suamiku Dimas, apa ia melihatku, apa ia yang meninju bagian pintu mobil itu. Saat kulihat tangannya, ada sedikit bengkak disana. Ia menundukan kepalanya memandangiku tajam, pandangannya lalu beralih ke pak Hendra. Dapat kulihat wajah pak hendra begitu ketakutan melihat tatapan Dimas, begitupun denganku.
"Lama sekali turun dari mobilnya, kalian ngapain",
"Ini sayang hmm ngebicarain masalah kerjaan", kataku berbohong.
"Ohh masalah kerjaan", kata Dimas sambil mengangguk anggukan kepalanya.
"Hmm anu pak hendra saya pulang dulu pak", pamitku pada pak Hendra, aku lalu turun dari mobil dan berjalan berdampingan dengan Dimas. Kulihat raut wajahnya kembali datar kini. Ia masih memakai baju kantornya berarti ia bersamaan sampai dirumah denganku dan pak hendra.
Kami berdua sama sama masuk kedalam kamar tidur kami. Ia membelakangiku melepaskan kemejanya. Sudah 2 hari ini ia tak menyentuhku ataupun aku menyentuh tubuhnya. Aku lalu berjalan kebelakangnya dan lalu memeluknya.
"Mas kenapa, mas marah, kenapa 2 hari ini mas ngediemin aku, katakan mas hiks", aku mulai menangis mencurahkan seluruh isi hatiku. Walaupun secara seksual aku terpuaskan oleh hendra, namun hatiku benar benar mencintai Dimas, pria yang menjadi suamiku ini. Pria yang baik dan bertanggung jawab.
"Mas jangan diam aja mas, kalo aku punya salah katakan mas", kataku sambil tetap sesenggukan. Air mataku membasahi punggung bajunya. Tiba tiba dimas berbalik dan memelukku, kubalas pelukannya dengan erat.
"Maaf yah sinta, karna nyuekin kamu", bisik dimas padaku. Ia lalu mencium keningku. Padahal baru 2 hari namun aku begitu merindukan kecupan dimas didahiku, kecupan yang selalu membuatku tenang. Setelah melepaskan pelukannya ia lalu mengusap air mataku.
"Besok hari perayaan aniversary kita, aku sebenarnya sibuk buat mengurus hal itu sayang hehe maaf yah". Kata dimas sambil tertawa kecil. Membuatku gemas dan mencubit pipinya
"Ihh jahat kamu mas, jahat mas jahat", kataku sambil mencubitnya.
"Adwuuh swakkitt, lweppasin atuh".
"Nggak ini hukuman kamu gara gara diemin aku rasain nih rasain".
"Aawmpwun aduh".
Aku tertawa kecil dalam hati melihatnya mengaduh dan memohon ampun padaku. Setelah kulepaskan kedua tanganku yang mencubit pipinya.aku lalu mencium kedua pipinya lalu bibirnya. Namun tak lama kemudian ia melepaskan ciumanku.
"Udah ah saatnya mandi eh iya besok aja pak hendra dan pak karto yah sayang", kata dimas
"Loh kok diajak sih mereka kan spesial buatku kok mereka harus ikut?".
"Nggak apa atuh, soalnya lumayan besar nih acara kan aku juga ngajak teman temanku kayak marcel, andi dan indah juga.
"Ya sudah kalau gitu nanti aku telfon pak hendra sekalian ngajakin pak karto juga".
"Sip deh muaach, mandi ah".
"Mandi bareng yuk", kataku sambil mengedipkan kedua mataku.
"Haha mending mandi sendiri", kata dimas sambil mengacak acak rambutku kemudian lari dan menyambar handuknya yang tergantung di atas kursi lalu ia keluar dari kamar.
"Ihh dimas jelek", kataku berteriak manja padanya.
Aku lalu menelfon pak hendra mengabarkan padanya bahwa ia diundang ke acara aniversari pernikahanku dengan dimas, pak hendra mengiyakan dan ia juga mengajakku kembali untuk pergi ke villa setelah acara tersebut. Aku hanya mengatakan liat saja nanti.
***
Kini aku dan dimas sedang berbaring diatas tempat tidur, saling berangkulan setelah makan malam berdua dengan posisi aku dipangku dimas tadi. Ia terlihat melamun sambil menatap langit langit.
"Kamu kenapa sayang kok melamun?", tanyaku sambil mengusap usap rambutnya.
"Hehe nggak lagi kepikiran aja ama kisah cintaku pas smp".
"Hooh yang pas kamu diselingkuhin ama pacar pertamamu yah sayang?".
"Hehe iya, semoga kejadian itu nggak keulang lagi, selama ini kamu setiakan sayang?".
Pertanyaan dimas membuatku terdiam cukup lama, aku merasa sangat bersalah selama 3 tahun aku mengkhianatinya. Entah bagaimana perasaannya jika tahu hubunganku dengan hendra.
"Nggak kok sayang aku tetap setia", kataku berbohong. Maafkan aku dimas, setelah aniversary ini aku janji aku akan jadi istri yang baik untukmu, aku akan berhenti bekerja mengurus nina, anak yang entah hasil dari benihmu atau benih pria lain itu. Tapi aku janji tak akan mengecewakanmu. Yah setelah esok hari, aku berjanji akan menjaga bahtera rumah tangga kita.
"Ya sudah tidur yuk jam 10 besok kita harus bangun pagi. Buat acara spesial kita", kata dimas sambil memejamkan matanya. Akupun memeluk tubuhnya erat. Esok hari begitu kunantikan. Besok adalah hari yang indah buatku, besok adalah hariku untuk menjadi istri yang baik bagi dimas. Aku berjanji akan menjalankan tugasku sebagai istri yang baik buatmu.
Dalam ketenangan dan kehangatan pelukan dimas. Aku tertidur berharap semoga besok menjadi hari yang indah buatku.
BERSAMBUNG
0 komentar:
Posting Komentar