Senin, 19 Desember 2016

BAHTERA RUMAH TANGGAKU Episode 8

Pov dimas

Sudah seminggu lebih aku mulai bekerja di kantor ini, otomatis anakku dijaga oleh kakek neneknya, 2 hari yang lalu indah mengabariku jika ia telah pulang ke rumahnya dan memintaku kesana, namun aku menolak secara halus, karna aku belum siap untuk memenuhi permintaannya, aku juga bimbang karna merasa tak enak dengan istriku.
Sebagai lelaki siapa yang tak mau untuk bisa melakukan sex dengan wanita seperti indah, yang cantik rupawan, memiliki tubuh yang indah, juga suara yang halus yang kadang kuterka dan kubayangkan, bagaimana desahan indah dengan suara sehalus dan selembut itu.

Hari telah menjelang malam saat aku tiba di rumah mertuaku, selama aku tinggal di rumah ini, sinta sudah jarang sekali pulang telat. Biasanya saat berada di rumah kami ia biasa pulang sekitar pukul 9 malam, namun kini ia selalu sudah ada di rumah pukul 6 sore menyambutku saat pulang bekerja.

"Tuh papah pulang nak", kata sinta usai membukakanku pintu sambil menggendong nina.

"Eh anak papah sini sini", aku mencoba menggendong nina, namun tanganku ditepis oleh sinta.

"Udah, mandi dulu sayang, biar aku dulu yang jaga nina", kata sinta.

"Ya udah deh", kataku setelah mencium pipi sinta.
Usai mandi aku yang masih mengenakan handuk kemudian menuju kamar, pintu kamar tak tertutup rapat saat aku masuk. Kulihat sinta sedang asik bertelfonan dan tak menyadariku yang sedang berdiri dibelakangnya

"belum pak, saya belum bilang",

"Hihi pak hendra bisa aja ih, kebayang trus yah pak"

"Haha, ih bapak sana mandi dulu biar pikirannya fresh".

Aku tak tau apa yang mereka bicarakan, namun nada bicara sinta sungguh manja pada bosnya itu. Aku kemudian melintas di samping sinta yang masih asik bertelfonan ria. Kuambil bajuku dari dalam lemari. Sinta yang tadinya asik mengobrol langsung mengakhiri percakapannya ketika melihatku.

"Kok dimatiin kasian atuh bosnya masih pengen ngobrol", kataku sembari memakai baju .

"Hngg udah kok mas, udah nggak ada yang di obrolin", kata sinta kikuk.

"Hooh ya sudah mandi sana", kataku datar tanpa ekspresi. Sinta hanya diam saja dan malah hanya memandangiku.

"Kamu marah yah sayang?", kata sinta. 

"Nggak kok sayang kok dibilang marah sih".

"Habisnya aku tau kalo kamu lagi marah pasti kayak gitu ekspresinya".

"Haha sinta sinta nggak kok udah sana mandi yah, mas mau ngopi dulu".

"Tungguin di depan aja mas, aku yang bikinin". 
Aku kemudian menyetujuinya saja. Sembari menunggu sinta membuatkanku kopi aku mengecek handphoneku memeriksa apakah ada pesan yang masuk. Ternyata ada beberapa pesan dari marcel.

Aku lalu membalas saja pesan dari marcel.

Tak berapa lama marcel pun membalas.

Tak kusadari sinta sudah berdiri dihadapanku sambil membawa nampan kemudian menaruh secangkir kopi. 

"Asik banget siapa sih, cewek yah", kata sinta seperti menyindirku.

"Haha nggaklah sayang mana ada cewek yang mau ngelirik suamimu ini, lagi pula udah punya istri cantik juga".

"Hihi gombal ah, kamu tuh ganteng sayang, tapi cewek cewek nggak ada yang merhatiin cuman aku aja weeee", kata sinta sambil memeletkan lidah.

"Haha awas yah" kataku sambil bersiap siap memeluk sinta. Namun ia segera berlari, didepan pintu kamar mertuaku aku berhasil menangkapnya. Akupun mengejarnya dan langsung memeluknya lalu mengendusi lehernya.

"Hihihi ih geli sayang ih, aku bau tau belum mandi",

"Eh eh lagi ngapain ini. Kekamar aja sana", kata ibu mertuaku yang keluar dari kamarnya sambil menggendong nina. Reflek aku melepas rangkulanku karna malu dilihat bermesraan dengan sinta.

"Ini mah, Dimas nakal wee, mandi dulu ah", kata sinta yang bersembunyi di balik punggung ibunya lalu lagi lagi memeletkan lidah padaku lalu menuju kamarnya.

"Bapak dimana bu?", kataku mencari ayah mertuaku.

"Biasa tuh paling di pos ronda, maen gaple", kata ibu mertuaku.

"Oo" kataku hanya mengangguk angguk saja.

Aku kemudian kembali duduk di ruang depan sambil meminum kopi sambil berselancar di dunia maya. Setelah kopiku habis akupun menuju kamar dan melihat sinta tengah duduk menselonjorkan kaki diatas tempat tidur sambil membaca novel.

"Baca apa sih serius amat",kataku saat ikut duduk disampingnya

"Ini sayang baca novel, sedih banget deh kasian ditinggal mati ama pacarnya".

"Hehe aduh itu hanya novel sayang ih, kok mewek sih".

"Nggak soalnya si cowoknya sifatnya kayak kamu banget, aku takut kamu ninggalin aku", kata sinta yang kini merangkulku", kubelai sejenak rambutnya untuk mengusir kekhawatirannya.

"Eh nina nggak tidur disini?", tanyaku pada sinta.

"Nggak dia tidur ama neneknya, kata mamah tadi biar kita bisa.. hihi", kata kata sinta terpotong karna ia langsung tertawa.

"Bisa ap.. " belum sempat aku menyelesaikan kalimatku sinta sudah langsung menaiki tubuhku dan menduduki pinggulku kemudian mencium bibirku.

"Hmmpp muachh", suara kecipakan mulut kami yang beradu.

Sambil terus berciuman ia melepas kancing piyama tidurnya, ia yang memang biasa tak memakai bra saat tidur menampilkan kedua bukit kembarnya yang masih kencang, ia lalu mengarahkan tanganku untuk meremas remasnya.

Kupilin putingnya yang berwarna coklat tua itu. Kadang kuremas dengan gemas payudaranya yang putih bersih itu. Lelah berciuman aku kemudian menghisap payudaranya yang kiri sementara tanganku asik memainkan payudara kanannya.

"Sshh oouuhh trus sayang", sinta mendesis, ia lalu melucuti sendiri piyama yang masih menutupi tubuh bagian atasnya . Puas dengan payudara kirinya aku beralih menuju payudara kanannya, menghisap, menggigit dan menyentil putingnya. Membuat sinta meremas remas rambutku.

Sinta lalu mendorongku tubuhku pelan dan melepas bajuku. Ia lalu beringsut dari pangkuanku lalu melepas celana pendekku dengan menariknya. Kini penisku terbebas dari kurungan celanaku berdiri tegak menantang. Sinta lalu sejenak turun dari tempat tidur dan melepas celana panjang piyamanya. Dengan masih memakai gstring model thong ia lalu kembali duduk disampingku lalu mencium pipiku dan menjilat leherku membuatku kegelian.

"Geli sayang", kataku

"Hihi biarin anggap aja balasan karna tadi kamu bikin aku kegelian", kata sinta yang kemudian trus beringsut turun menciumi dadaku lalu dengan nakal menjilat putingku. Tangannya asik memainkan penisku dengan meremas pelan dan mengocoknya.

Tak lama kemudian sinta segera melahap penisku, yang secara sukses masuk kedalam mulutnya karna ukuran penisku yang biasa saja. Dengan rakus ia menghisap terkadang menjilati batang penisku itu. Sinta lalu menyuruhku rebahan. Ia kemudian mengangkangi kepalaku sehingga vaginanya tepat berada di depan wajahku. Kujilat belahan pantat lalu menuju lubang vaginanya.

Dengan posisi 69 kami melakukan oral dan menyerang organ sensitif lawan kami masing masing. Gstring sinta kini sudah kusingkap kesamping sambil lidahku bermain di lubang vaginanya dan kadang mengenyoti klitorisnya yang telah membengkak, akibat perlakuanku sinta makin ganas mengoralku dan memasukan seluruh penisku hingga mentok menyentuh tenggorokannya. Membuat sinta kadang terbatuk batuk

"Mmpphh ouggjj uhuk",

"Ahh sinn enak banget", kataku memuji permainan oralnya
Sinta dengan cepat mengubah posisi. Sambil memegang penisku, ia mengangkangi selangkanganku. Ia menyingkap gstringnya. Dan secara perlahan penisku masuk mengisi rongga vaginanya.

"Uhhh ahh massukk", desah sinta yang mulai menaikturunkan badannya.
Entah kenapa ada yang sedikit berbeda kurasa saat penisku masuk ke vaginanya, entah perasaanku saja atau memang vagina sinta terasa longgar, penisku dengan leluasa keluar masuk di lubang surganya itu.

"Ahh ahh uhhh", sinta hanya mengerang keenakan. Sementara aku malah membayangkan cerita marcel, apa vagina sinta memang sudah sering dimasuki oleh penis yang besar sehingga terasa longgar begini.

Tak terasa 10 menit sinta "berolahraga" diatasku. Peluh sudah membasahi wajah dan tubuhnya menambah kesan sexy. Sinta kemudian melepaskan batang kenikmatanku dari vaginanya dan berdiri disamping tempat tidur sambil melepaskan g stringnya. Ia kemudian setengah membungkuk dan menopangkan tangannya dipinggir kasur.

"Fuck me from behind beb", kata sinta dengan nafas terengah engah.

Kusetujui saja maunya, dan mengusir perasaan negatifku. Aku mengambil posisi berdiri dibelakangnya. Sejenak kugesekkan kepala penisku di belahan pantatnya. Saat aku melihat lubang analnya, nampak lubang itu sedikit menganga tak terlalu lebar, sangat berbeda dengan dahulu. Tak menunggu lama. Kuhujamkan kontiku menusuk lubang mekinya. Membuat sinta sejenak mendongakkan kepala. Kukocok penisku dengan rpm tinggi karna kurasakan sperma yang selama beberapa hari ini tak kukeluarkan akan segera meledak.

"Uhh ouhhj trus sayang tusuk memekku", 

"Uuhh ouuhh hmmm", aku hanya mendengus saja.

Kubimbing tubuh sinta agar sedikit menegak. Selangkanganku makin menempel di pantatnya yang bulat. Kuarahkan tanganku kedepan meremasi payudaranya yang membusung. Sesekali sinta menoleh untuk berciuman denganku.

"Uhh ooohh nikmat banget memekmu sayang",

"Ahhh trus sayang jangan kasi ampun, ah bennttarr laggii dappett saaynng".

Tubuh sinta setengahnya sudah menempel di ranjang. Sementara pantatnya ia tunggingkan setinggi mungkin. Tangan sinta meremas remas tempat tidur. Tak lama kemudian sinta mengerang dan berteriak namun suaranya tertahan oleh kasur.

"Uuhjmm oohhmm ahhmmm aakkkuuu kkeelluaarr pppaakk", teriaknya.

Entah perasaanku saja atau dimemang menyebut kata "pak" 
Tak menunggu lama kuhujamkan penisku sedalam.mungkin. aku mendengus dan menggeram saat penisku begitu banyak mengeluarkan cairan putih didalam vagina sinta. Kami berdua bersamaan ambruk ke sisi tempat tidur.

Setelah napas kami kembali teratur aku dan sinta beringsut menuju ranjang, kami berdua saling merangkul. Kepalanya ia sandarkan di dadaku..sementara aku memainkan rambut hitamnya yang indah.

"Hihi puas nggak sayang", kata sinta sambil menowel pelan hidungku.

"Hehe puaslah sayang, eh tapi tadi perasaan pas kamu orgasme kok kamu teriaknya bilang pak sih", kataku. Kulihat ekspresi sinta sedikit berubah.

"Hmm anu, ah perasaan kamu aja sayang", kata sinta sambil merapatkan tubuh telanjangnya padaku. Buah dadanya menempel di perutku membuat penisku kembali bereaksi.

"Ih dedeknya bangun lagi tuh masih mau yah dimainin tante", kata sinta manja sambil mengocoknya.

"Haha udah dong jangan dimainin ntar malah makin tegang tuh",

"Hihi iya deh, eh sayang beberapa hari yang lalu marcel datang loh ke kantorku ketemu ama pak hendra".

Aku sungguh terkejut, pantas saja kemarin marcel menanyakan alamat kantor sinta, namun aku tak tau maksud dari marcel itu.

"Loh ngapain dia kesana sayang?", tanyaku penasaran

"Katanya sih mau kerja sama, soalnya perusahaan ayahnya juga bergerak dibidang yang sama dengan kantorku".

Ayah marcel memang memiliki perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi dan IT tapi setahuku perusahaan ayah marcel sudah sangat besar. Buat apa dia mengajukan kerjasama lagi.

"Nah selama beberapa hari itu bos sering banget ketemu marcel sayang, trus diajakin pergi tapi nggak tau tuh kemana".

"Hooh gitu yah". Kataku sambil menganggukan kepala.

"Eh aku kekamar mandi dulu yah sayang mau bersih bersih. Nggak enak banget nih memekku lengket ih, pejuh kamu banyak banget". Kata sinta yang kemudian beranjak dari kasur lalu memakai handuk dan ia lilitkan ketubuhnya.

Aku hanya berdiam diri dikamar setelah memakai celana pendekku. Fikiranku masih terbayang tujuan marcel menemui pak hendra. Entah apa yang ia lakukan selama beberapa hari belakangan bersama pak hendra. Tak kusadari sinta telah kembali dari kamar mandi. Ia kini mengenakan baju tidur yang tipis tanpa dalaman sama sekali dan kemudian ikut berbaring disampingku.

"Oh iya sayang kelupaan besok aku mau pergi bareng bos. Nemuin beberapa klien diluar kota bicarain masalah kerjasama perusahaan. Mungkin lusa baliknya pas malem hari. Bolehkan sayang?", kata sinta meminta ijinku.

"Ya boleh, asal jangan nakal yah disana", kataku sambil menowel hidung mancungnya.

"Hihi nggak kok, eh coba tebak 4 hari lagi hari apa hayo",

"Hah, hmm hari minggu?", kataku menjawab sekedarnya.

"Ih masa lupa sih kan 4 hari lagi hari anniversari kita sayang yang ke 3 tahun", kata sinta dengan wajah cemberut. Aku baru teringat memang sebentar lagi hari ulang tahun pernikahanku.

"Hehe maaf ya sayang, ih manyun ih hilang loh cantiknya nanti".

"Biarin kamu nggak inget sih". Kata sinta yang kemudian memunggungiku. Aku lalu memeluk tubuhnya dari belakang dan kemudian berbisik.

"Sayang, entah itu hari aniversary kita ataupun hari biasa. Rasa sayang ama cintaku nggak akan pernah hilang". Kataku sambil merapatkan tubuhku.

"Hiks hiks". Entah kenapa sinta malah terisak saat aku mengucapkan itu padanya. 

"Hei kamu kenapa, kok nangis?", tanyaku sambil mengelus elus lengannya.

"aku bahagia mas, punya suami yang penyayang kayak kamu". Kata sinta setelah membalikkan tubuhnya dan berbaring berhadapan denganku.

"Udah yuk tidur". Kataku mengajak sinta untuk tidur sambil memeluknya. Saat aku hampir terlelap, entah perasaanku saja atau memang sinta berkata maaf dengan lirih.

***​

Pagi pagi aku terbangun. Kulihat sinta sudah terbangun dan sedang mengeringkan rambutnya, nampaknya ia baru saja selesai mandi. Kulihat disampingnya ada sebuah tas besar mungkin berisi baju bajunya. Aku lalu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Seusai mandi dan memakai kemeja serta celana kain. aku kemudian bersiap siap menuju kantorku. Bersamaan saat aku sedang menggunakan sepatuku, mobil jemputan yang dikendarai oleh pak karto datang.

"Sayang pamit dulu yah", kata sinta setelah mencium tanganku. Usai aku mencium kening sinta, ia pun segera menuju mobil itu dan tak lama mobil itupun berlalu. Akupun segera memacu motorku menuju kantorku.

Pekerjaan hari ini cukup menumpuk, aku harus memeriksa beberapa hasil pengerjaan analisa, beberapa klien meminta cek atas sample yang ia kirimkan. Tak terasa sudah sore hari saat aku masih berkutat dengan beberapa laporan analisa. Tiba tiba saja suara handphoneku berbunyi. Ada pesan singkat dari marcel.

Setelah menyelesaikan pekerjaanku. Akupun merapikan meja kerjaku dan segera keluar dari ruang kerja, setelah memanaskan motor aku kemudian memacu motorku menuju rumahku. Jalanan cukup macet akibat jam pulang kantor.

Aku baru tiba dirumahku sekitar pukul setengah 7 malam. Sembari menunggu Marcel kubersihkan rumahku yang sudah beberapa hari tak kutinggali. Entah kenapa di karpet ruang tamu banyak sekali noda seperti bekas tertumpah cairan yang telah lama mengering.
Setelah membersihkan rumah sekedarnya aku lalu mandi dan kemudian setelah itu memakai pakaian santai, kaos hitam dan celana pendek. Setelah membuat kopi aku kemudian lalu duduk diteras rumahku.

Tak berapa lama marcel pun datang bersama Dian dan Linda. Kulihat mereka sempat bercakap cakap dimobil. Entah kenapa linda seperti ingin merampas sesuatu yang digenggam marcel. Namun marcel bersikeras mempertahankan benda itu. Mereka pun lalu mendatangiku yang asik meminum kopi.

"Hai bro", sapa marcel

"Malam Dimas", sapa Dian padaku. Sementara Linda hanya tersenyum kepadaku.

"Malam, ada apa nih kok lo pengen banget ketemu gue cel, oh iya ngapain lo ke perusahaan bini gue?", tanyaku beruntun. Marcel awalnya diam saja sedangkan dian dan linda hanya saling berpandangan. Membuaku semakin bingung.

"Hmm ceritanya panjang dim, tapi gue udah punya bukti", kata marcel setelah sedikit menghela nafas.

"Bukti?, Bukti apaan?", tanyaku.

"Di flashdisk yang dipegang Marcel ada bukti perselingkuhan istrimu dim", kata Dian. 
Bagai tersambar petir aku hanya diam mematung mendengar kata katanya. Sejenak kupandangi mereka yang hanya terdiam.

"Kalian nggak becanda kan", kataku dengan nada serius. Jantungku berdegup kencang, tanganku gemetar menahan gejolak emosi yang tiba tiba datang.

"Nggak dim, Dian nggak becanda, ini gue kasiin ke elo", kata Marcel sambil menyerahkan sebuah flash disk berwarna hijau.

"Kalo kamu nggak percaya Dimas kamu boleh lihat sendiri", Dian menambahkan.

"Oke kalian tunggu di ruang tamu dan jangan sekalipun masuk ke ruang keluarga", kataku sambil beranjak dan membawa flash disk itu. Sementara mereka duduk di ruang tamu, aku menuju ruang keluarga.

Kucolokkan flashdisk itu ke tv Led ku yang memang memiliki port usb untuk flashdisk. Saat tampilan menu flashdisk itu muncul ada berbagai macam thumbnail video disana. Mataku melotot melihatnya. Sanggupkah aku memutar semua video itu dan melihat isinya.


Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

 
Kazeros © 2011 Templates | uzanc