Senin, 19 Desember 2016

BAHTERA RUMAH TANGGAKU Episode Epilog

Pov Dimas

3 HARI KEMUDIAN.

Ini adalah hari perceraianku, saat ini hakim telah mengetok palu tanda aku sudah resmi menyandang status Duda. Hak asuh nina dibebankan ke sinta, namun aku tetap akan memberikan biaya untuk nina terlepas dia anakku ataupun bukan, namun dalam hatiku aku sudah benar benar menyayangi anak berumur 2 tahun itu. Aku kemudian mendatangi sinta dan orang tuanya juga nina untuk sekedar bersalaman.

"Bu, pak maafkan aku kalau selama ini punya salah", kataku setelah menyalami mereka.

"Kami yang harus meminta maaf nak dimas", kata ayah sinta.
Sinta hanya menunduk dan menangis saja, aku kemudian mendatanginya. Sinta memandangku dengan berurai air mata penyesalannya. Sementara nina yang digendongnya tersenyum padaku.

"Maafkan aku mas, hiks maafkan aku", kata sinta.

"Sudah, aku pasti akan memaafkanmu, semoga jika kamu sudah memiliki pendamping hidup yang lain, hargai pasanganmu, jangan rusak kepercayaan mereka yah, jadikan semua ini sebagai pembelajaran buatmu" , kataku sambil membelai rambutnya.
Saat aku akan berbalik meninggalkan mereka, langkahku terhenti karna mendengar suara baru dalam hidupku, suara cempreng anak anak.

"Pa, pa, pa", suara itu keluar dari mulut mungil nina.
Aku benar benar terkejut, aku lalu menggendongnya sembari ia mengucapkan kata "pa", hatiku terenyuh, kenapa harus saat ini kau mengatakannya nina, hampir saja airmataku menetes.Dengan rasa dilema dalam hatiku, kukembalikan nina ke pelukan sinta, dan pergi meninggalkan mereka.

Aku lalu menuju ke rumah Andi dan Indah tempatku menginap selama beberapa hari kemarin. Selama itu terkadang aku dan Indah tetap berhubungan badan, memastikan bahwa aku dapat menghamilinya, disaat Andi bekerja dimalam hari. Walau kutau Andi mengijinkanku namun aku benar benar tak enak hati padanya.
Aku hanya terdiam di ruang tamu rumahnya sambil merokok, ditemani oleh Andi.

"Bagaimana perasaanmu sekarang bang", tanya Andi.

"Entahlah ndi, fyuuuhh entahlah", kataku sambil menghembuskan asap rokokku.

"Ya sudah bang, ngomong ngomong kulihat indah makin ceria saat abang tinggal disini",

"Haha indah memang selalu ceria kok Andi", kataku.

"Hehe jika suatu saat aku nggak pulang dari kerja tolong jagain Indah yah bang", kata Andi.

"Hei kau ngomong apa, aku kan bakalan pergi ke kalimantan besok kamu yang harusnya jagain Indah.

"Ya sudah yok maen game, lupain aja kata kataku bang".

Aku dan andi bermain game hingga malam menjelang, setelah itu andi pamit untuk bersiap siap untuk pergi bekerja. Setelah andi pergi, kusiapkan barang barangku di kamar tamu rumah andi, lalu bergegas mandi. Seusai mandi aku ditemani Indah menonton televisi. Ia membaringkan badan dan kepalanya bertumpu di pahaku.

"Besok jam berapa berangkat mas?", kata Indah.

"Hmm pagi jam 7".

"Mas, sebelum mas pergi aku mau kita melakukannya sekali lagi", kata Indah sambil bangkit dari pahaku. Ia lalu menarik tanganku menuju kamarnya dan melepas jilbab serta pakao

"Ohh dek", kataku sambil memegangi kepalanya. Ia begitu telaten menjilati penisku. Ia lalu bangkit dan menyambar bibirku. Setelah itu dengan merangkak menaiki tempat tidur lalu Indah tidur terlentang diatas kasur, sejenak aku hanya memandanginya lalu akupun mulai mendekati indah, dan mulai mencumbui dada indahnya, lelah bermain dengan payudara kirinya, jilatanku kupindahan ke dada kanannya.

"Uhh sshh", indah mendesah.
Cumbuanku turun menuju perutnya, kukangkangkan kakinya lalu mulai menjilati vaginanya yang ternyata sudah amat becek,.

"Ahh mas uhh enak", kata indah
Kumainkan lidahku menyusuri bibir vaginanya, dengan tak sabar indah malah menarik tubuhku ke atas dan menciumi bibirku.

"Langsung aja mas uhh", kata Indah sambil tangannya menyentuh penisku dan menuntunnya menuju vaginanya. Dengan sekali hentakan peniskupun sukses masuk ke liang kenikmatannya.
Tak perlu waktu lama aku mulai menggenjot vagina Indah yang lembab dan hangat itu, mulutku bergantian menyedoti payudaranya terkadang mencium bibirnya.

"Uhh ahh enak mas, trus genjot", erang indah.

"Memekmu sempit banget dek".

"Uhh iya mas aduh enakk", indah mengerang sambil mengunci tubuhku diatas tubuhnya.

Bosan dengan posisi misionaris aku pun merubah posisi Indah agar menungging, dengan posisi ini selangkanganku begitu dimanjakan oleh pantat Indah yang montok, betapa nikmat saat selangkanganku itu menghantam pantatnya

15 menit kupompa tubuh Indah, peluh sudah bercucuran, tanganku makin liar meremasi payudara Indah dari belakang sambil sesekali berciuman.

"Uhh aduh mas, indah dikit lagi nih auhh uhh".

"Ah indah aku juga.. ahh",

"Keluarinn mas keluarrin dimemekku".

"Ahh inndaahhhh"

"Uhhh bang Dimas"

Tubuh kami berdua sama sama menegang, begitu banyak sperma yang kusemprotkan di dalam vaginanya. Setelah gelombang orgasme kami sama sama mereda, kami berdua langsung ambruk berbaring menyamping, tubuh Indah kupeluk dari belakang tanpa melepaskan penisku dari vaginanya. Kami berdua sama sama kelelahan dan langsung tertidur.

**​

Kini aku sudah berada di bandara bersama Indah, Dian, Linda, dan juga marcel. Mereka mengantarkanku pagi pagi sekali. Tak terasa sebentar lagi aku akan meninggalkan kota Ini dan merantau ke kalimantan. Secara bergantian mereka menyalamiku dan berpesan padaku untuk berhati hati.

Dian dan indah menangis saat melepaskanku masuk ke dalam bandara, aku lalu menunggu didalam hingga kemudian para penumpang pesawat yang kutumpangi dipanggil untuk menaiki pesawat, selama sejam diatas pesawat aku melamun, begitu banyak yang terjadi dalam hidupku, pengalamanku bersama sinta, saat aku bersama Dian dan pengalaman pahit yang dialaminya, permintaan gila Andi dan indah, semua pengalaman itu terus bermain di kepalaku hingga aku tiba di kota tempatku akan bekerja selama beberapa tahun. Aku harus semangat menyongsong hari hariku.

oo0oo​

3 TAHUN KEMUDIAN
Tak terasa sudah 3 tahun aku berada disini, perusahaan pusat memanggilku untuk kembali kesana, tak banyak kenangan disini karna aku hanya menghabiskan Hari hariku dengan bekerja. Beberapa kali aku dikenalkan dengan wanita lokal namun aku tak tertarik, seluruh usahaku kini tak sia sia, kini aku akan menjadi wakil manajer di perusahaan pusat.
Malam hari aku telah tiba dibandara kota ini, kota yang penuh kenangan manis bersama 3 wanita yang kini kutak tau kabarnya bagaimana, saat 6 bulan aku dikalimantan, handphoneku terjatuh saat aku berada dilapangan tempat penggalian batubara. Aku tak tahu siapa yang menemukannya atau mungkin juga sudah rusak karena terlindas mobil pengeruk batubara.

Aku lalu mencari taksi dan mencari penginapan disekitar pusat kota, esok aku harus segera pergi bekerja. Esok paginya akupun bersiap siap menuju kantor, dan memulai pekerjaan baruku, pekerjaan yang tak terlalu berat menurutku, tak terasa sorepun menjelang, kuputuskan untuk sekedar berkunjung kerumah Indah.

Memasuki gang menuju rumah Indah kembali terkenang semua kenangan 3 tahun lalu, sesampainya disana aku hanya berharap semoga Indah tak pindah rumah. Akupun mengetuk pintu rumahnya dan tak lama kemudian seorang wanita berjilbab membukakanku pintu. Dialah Indah.

"bang Dimas", ucap Indah lirih dengan mata berkaca kaca

"Indah apa kabar", tanyaku namun tak dijawab oleh Indah dan malah memelukku erat dan kemudian menangis

"Jahat kamu mas, ngilang gitu aja nggak pernah bisa dihubungi",

"Hehe maaf yah Indah",

Tiba tiba dari dalam rumah muncul kedua orang tua indah, ibunya tengah menggendong seorang bayi laki laki yang matanya mirip denganku, apakah dia anakku, aku bertanya dalam hati.

"Oh nak Dimas ayo masuk masuk", kata ibunya Indah.

Akupun masuk ke rumahnya dan duduk di ruang tamu, Indah kemudian menemaniku berbincang
sembari meminum teh yang ia buat.

"Oh iya Andi mana dek?", tanyaku. Indah hanya tersenyum tipis lalu menunduk.

"Mas Andi, dia sudah meninggal 2 tahun lalu mas", kata Indah lirih. Aku benar benar terkejut dengan jawaban Indah.

Indah dengan mata berkaca kaca menceritakan bahwa Andi meninggal disaat ia sedang bertugas, saat itu ia berusaha menangkap pencuri yang beraksi didalam Mal yang dijaganya, namun naas saat mengejar dan menangkap pencuri itu, Andi dan pencuri itu terjatuh dari eskalator. Kepala Andi menghantam lantai dan ia mengalami pendarahan hebat, belum sempat ambulans datang, nyawa Andi sudah tak dapat ditolong lagi. Inikah maksud kata kata andi dahulu padaku.
Aku hanya dapat memeluk indah berusaha menenangkannya. Disaat impian mereka terwujud, andi malah harus meninggalkan Indah dan juga anak yang dilahirkannya.

"Sudah jangan menangis lagi", hiburku.

Setelah indah tenang, kualihkan pembicaraanku ke hal hal lain yang tak menyangkut masalah Andi. Setelah itu akupun menuju Penginapanku.

--×--​



Selama 6 bulan aku selalu bersama Indah, terkadang aku datang menemui nina yang kini berusia 5 tahun, nina kini memanggilku dengan sebutan papah, ia begitu senang bertemu denganku. Saat kutanyakan dimana keberadaan sinta, mereka bilang kalau sinta sedang berada diluar kota menemani ibu dewi mantan istri pak hendra yang kutau, pak hendra kini berada dalam penjara bersama pak karto. Sinta masih diterima bekerja di kantor lamanya karena kebaikan hati ibu dewi.

Saat usia hubunganku dengan Indah 7 bulan, kuutarakan niatku untuk menikahinya, agar aku bisa lebih menjaganya, juga dapat ikut membesarkan Didi, nama anak yang dilahirkan oleh Indah, gabungan nama Andi dan juga namaku.
Saat pesta pernikahan keduaku, Marcel dan linda hadir, dian juga hadir bersama pacarnya, sinta dan orang tuanya datang bersama Nina, dalam tangis Sinta berpesan pada Indah untuk tidak seperti dirinya, suasana haru sejenak melingkupi pesta pernikahanku saat istri dan mantan istriku berpelukan sambil menangis.

Kini aku sudah berbaring bersama Indah di ranjang kami didalam kamar rumah yang cukup mewah yang aku beli dengan hasil kerjaku. didi tidur diranjang khususnya yang ada disamping tempat tidur kami.

"I love you mas", kata Indah lalu kemudian tidur dengan memelukku. Sementara aku hanya menatapi wajahnya sambil tersenyum lalu berdoa dalam hati. Semoga BAHTERA RUMAH TANGGA kami berjalan hingga maut memisahkan kami.

"Ilove u too Istriku".



TAMAT


ini cerita bukan sekedar cerita . karena di dalamnya terdapat makna pernikahan
Salam KaZeros

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Cerita terindah
Bisa membuatku ngaceng dan nangis

Posting Komentar

 
Kazeros © 2011 Templates | uzanc